Alohaa,
saya datang ingin
berbagi sesuatu dengan pembaca semua. Berbagi apa? Saya ingin berbagi
pikiran ^^, mengenai politik. Apa yang pembaca pikirkan saat mendengar kata
politik? Coba saya tebak, apakah pikiran pertama saat mendengar kata politik
adalah korupsi? Atau kejam? Kebohongan? Tebar janji? Atau tidak jelas?
Kenapa saya menebak dengan kata-kata yang tidak baik
semua? Mungkin jika kita mengacu pada
politik di Indonesia hal-hal yang disebutkan di atas memang terjadi. Tidak apa-apa,
kita di sini memang ingin berbagi pemikiran bukan? Sesuai dengan judul
postingan kali ini, saya ambil pemikiran-pemikiran negatif barusan dari
keterangan yang saya dapat dari beberapa teman sekelas saya, dan benar saja 3
dari 4 orang mengatakan kekecewaannya mengenai poltik di Indonesia sekarang.
Citra buruk tentang politik telah tertanam dalam pikiran
generasi muda, khususnya anak SMA, yang notabene berada dalam masa peralihan
remaja menuju kedewasaan. Mungkin cara berpikir kami belum sematang orang
dewasa namun jangan tanya apakah kami tau mana yang terlihat baik dan buruk. Sebagai
seorang yang terdidik, apa yang terlihat oleh mata kami adalah kesemrawutan
dalam sistem politik di Indonesia. Ini membuat tidak banyak dari kami memiliki
impian ntuk masuk ke kancah penuh ambisi itu. Ambisi menjadi seorang penguasa,
ambisi menjadi orang kaya, ambisi menaklukan duna, ambisi memperbaiki bangsa,
atau ambisi apapun itu.
Saya telah mewawancarai salah seorang teman saya, dia
berkata bahwa tidak ada sedikitpun keinginan untuk bisa berda dalam struktur
kepemerintahan, mengapa? Itu semata-mata disebabkan oleh citra buruk politik
Indonesia.
Guru-guru di sekolah saya selalu berkata bahwa kami (generasi
muda) adalah penerus bangsa, jika bukan oleh kami lalu oleh siapa lagi. Ya,
pertanyaan saya memang jika bukan oleh para anak-anak muda sekarang maka
generasi tua yang sedang mengurus carut-marut negri ini akan digantikan oleh
siapa? Tapi keinginan untuk membenahi
negara, sedikit demi sedikit tergerus oleh rasa kecewa yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sendiri,
termasuk kami para pelajar.
Apakah Indonesia akan terus berada dalam fase kritis berpolitik?
Dimana keadilan sudah dianggap barang langka, dan harta menjadi tuhan bagi
segalanya. Saya tidak tahu apa jawabannya...
Kembali pendapat yang dilontarkan oleh teman saya yang lain
adalah dia merasa bahwa para penggerak negara di bidang politik saat ini tidak
memiliki tujuan yang sama. Banyak terjadi penghinaan-penghinaan saat perbedaan
pendapat terjadi padahal berada dalam atap yang sama yaitu pemerintahan.
Dunia politik memang dunia yang kejam, karena salah satu
tujuan politik adalah mendapat kekuasaan setelah kekuasaan itu didapat maka
cara untuk mempertahankannya adalah agenda selanjutnya. Jika tidak dierthankan
maka para anggota DPR akan makan darimana?
Berjanji atas nama rakyatpun saya rasa hanya sebuah omong koson belaka,
menyejahterakan rakyat mungkin dianggap
kata lain untuk menyejahterkan keluarga, karena keluarganya sendiri bagian dari
bangsa Indonesa, masuk akal memang tapi tidak masuk hati!
Gambaran politik Indonesia dianggap berbeda oleh teman saya
yang lainnya, ia ingin melihat sisi baik dari apa saja yang terjadi dalam dunia
politik. Jika rakyat Indonesia sendiri menghina apa yang telah kita punya maka
itulah kehancuran, bukan karena politik saja tapi karenaq bangsanya yang sudah
tidak menaruh simpati terhadap politik. Bagaimana tanggapan pembaca???
Jadi apa yang harusnya kita lakukan untuk menjadi rakyat
yang baik? Jangan berkata entahlah... tunjukkan apa yang bisa kita
lakukan demi menjaga keutuhan Indonesia (seharusnya). Tapi kapan? Entahlah...
0 komentar:
Posting Komentar