Masa SMA adalah masa sekolah
terakhir menuju tingkat perguruan tinggi. Meskipun ada SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) yang telah memberikan jaminan bekerja setelah lulus tanpa harus
menyandang gelar sarjana namun ‘keeksisan’ SMA tidak pernah surut dijajali para
pelajar di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia memiliki perbedaan dengan
sistem pendidikan sebagian besar negara di dunia, sebut saja
Amerika, Jepang, Singapura, dan Korea
Selatan. Apa yang menjadi perbedaannya ? Indonesia menetapkan adanya tiga
program jurusan bagi pelajar SMA yang bisa mereka pilih mulai dari kelas 11
atau semester 3. Negara-negara yang telah disebutkan barusan tidak mengenal
perbedaan program jurusan seperti di Indonesia.
Mari
kita berkenalan dengan tiga jurusan di SMA yang sebenarnya pasti telah akrab di
telinga kita. IPA (pengetahuan alam), IPS (pengetahuan sosial), dan Bahasa.
Adakah yang janggal? Sepertinya tidak ada, untuk menambah pengetahuan saja bagi
yang belum tau, Bahasa memiliki kode program A, kode program IPA itu B, dan IPS
adalah C. Tapi jika disesuaikan dengan tingkat ‘kegengsian’ pelajar maka IPA lah yang menempati urutan pertama
disusul oleh IPS di tempat kedua dan Bahasa di akhir urutan. Gengsi masuk IPA atau IPS mungkin hanya berbeda sedikit, atau
bahkan di beberapa sekolah IPS lebih bergengsi daripada IPA. Lalu bagaimana
dengan program Bahasa?
Inilah
yang akan saya bahas sekarang. Program Bahasa, sering kali dipandang sebelah
mata oleh orang awam kebanyakan. Bagi yang ingin tau, saya juga salah satu anak
Bahasa,
dan kadang mengalami bagaimana pandangan sebelah mata itu terjadi. Program Bahasa
dianggap sebagai jurusan berisi siswa-siswi yang tidak lulus masuk jurusan IPA
maupun IPS, bisa dibilang ‘jurusan buangan’. Miris sekali mendengarnya, jelas
ini ironi diatas ironi. Atau mungkin kalian sebagai pembacalah yang pernah
merasakannya? Kalau begitu kalian pasti mengerti perasaan saya. Atau pernahkah
mendengar ucapan “Bahasa? Mau kerja apa
coba kalau udah lulus?”. Meskipun saya tidak pernah mendengar secara langsung
ada orang yang berkata seperti itu pada saya, namun saya rasa pasti tanggapan
sebagian orang akan seperti itu bila dihadapkan dengan pilihan jurusan Bahasa.
Pepatah
mengatakan “Diam itu emas”, ini sangat cocok ditujukan bagi orang-orang yang
tidak tau bagaimana sebenarnya jurusan Bahasa itu. Dasarnya, orang-orang harus
tau dulu mata pelajaran apa yang dimiliki program Bahasa, kami memang tidak
memiliki Biologi yang dapat menghantarkan kami ke depan kampus kedokteran ,
kami juga tidak memiliki Ekonomi-Akuntansi yang menjadikan kami petugas pajak
atau pegawai bank. Apakah itu membuat tidak ada mata pencaharian yang cocok
untuk kami geluti nantinya? Salah besar! Kami memiliki mata pelajaran yang saya
yakin hanya anak Bahasa yang memiliknya, Sastra Indonesia dan Antropologi.
Belum lagi pelajaran Bahasa Asing yang sedikit lebih banyak dari jurusan
lainnya. Apa itu tidak cukup untuk mencerahkan masa depan anak Bahasa?
Sesungguhnya, kesuksesan dimiliki semua orang dari kalangan manapun juga.
Kesuksesan itu akan datang bila kita mengusahankannya datang. Coba pikir,
apakah semua anak jurusan IPA akan menjadi dokter atau perawat seluruhnya? Atau
anak IPS akan menjadi pegawai bank semua? Atau bahkan anak Bahasa akan menjadi guru
bahasa seluruhnya? Semuanya ditentukan oleh diri kita sendiri, keinginan apa
yang paling menggebu-gebu dihati kita?
Bahasa,
apa yang langsung terbesit dipikiran
kita? Komunikasikah? Atau kumpulan kata-kata? Mari kita garis bawahi kata komunikasi.
Komunikasi diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, coba bayangkan
bagaimanakah transaksi jual-beli tanpa ada komunikasi? Tanpa ada bahasa
penghubung yang dimengerti kedua belah pihak. Atau bagaimana jika ada seorang
ilmuwan yang telah menemukan penemuan besar tapi dia tidak mampu
mengungkapkannya dengan bahasa yang baik? Jadi apa sebenarnya peranan bahasa?
Apa yang dipelajari anak Bahasa saat anak lain menghitung kecepatan suatu mobil
atau gerakan lempengan bumi? Inilah yang dipelajari, berbahasa yang baik dan
benar. Bahasa adalah penghubung satu sisi dengan sisi lain, satu tebing dengan
tebing lain disebrangnya. Tidak hanya berbahsa yang baik tapi budaya suatu
bangasapun tak luput menjadi subjek pelajaran kami, bagaimana suatu budaya
mempengaruhi bangsanya, bagaimana budaya dapat memajukan negaranya, bagaimana
budaya dapat menghancurkan pengikutnya. Ini dibahas dalam Antropologi. Jadi
jangan salah, bahasa pun daat memajukan bangsanya. Masih
banyak hal dibalik bahasa, semoga Alah SWT masih akan memberikan saya waktu
untuk membaginya kepada embaca semua. Ingat, jangan pernah takut untuk menjajal
jalanan bahasa. Lancar atau tidaknya dipengaruhi oleh diri kita sendiri. Tidak
ada pelajaran yang tidak berguna, jadi manfaatkanlah apa yang ada dihadapanmu
sekarang! Salam berbahasa .
Sesuatu yang menarik untuk dibagi dan mari kita berbagi ^^
9 komentar:
-
Setuju
Tapi saya anak ipa sih :)
Semua jurusan itu sama yakan? Semua itu tergantubg kitanya
-
pengen jadi jurusan bahasa , sesuai bakat dan minat :)
-
aku pengen SMA jurusan bahasa.sekarang aku udah SMP kelas 3.tapi aku belum nemu SMA yang tepat.
-
Setuju bgt!! Jurusan bahasa ga kalah keren dari jurusan lainnya ^^ ganbate kudasai
-
Setuju bgt!! Jurusan bahasa ga kalah keren dari jurusan lainnya ^^ ganbate kudasai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Masa SMA adalah masa sekolah terakhir menuju tingkat perguruan tinggi. Meskipun ada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang telah membe...
-
Pembaca masih ingat dengan film kartun “Hamtaro” yang pernah disiarkan di salah satu stasiun TV di Indonesia? Film kartun ini beras...
-
Halo semuanya, pada postingan kali ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai “Bisnis di Kalangan Pelajar”. Sebenarnya ini berasal d...
-
Mohon Maaf Lahir dan Batin
-
Alohaa, saya dat a ng ingin berbagi sesuatu dengan pembaca semua. Berbagi apa? Saya ingin berbagi pikiran ^^, mengenai politik. Apa yang p...
terimakasih postingannya :)
saya juga anak bahasa :)